Ariefin menambahkan, hasil dari forum tersebut tidak serta-merta menjadi kebijakan baru, melainkan akan dirumuskan dalam bentuk rekomendasi bagi seluruh pemangku kepentingan.
“Output-nya adalah rekomendasi bagi semua pihak, agar bisa bersama mewujudkan ekosistem media nasional yang sehat,” ujarnya.
Ia juga menepis anggapan bahwa forum ini bertujuan membatasi media atau membungkam pers itu sendiri.
“Enggak [membungkam] dong. Justru forum seperti ini kami adakan agar lebih terbuka. Kita ingin membangun media yang bertanggung jawab, tapi tetap menjunjung tinggi kebebasan,” tegasnya.
Dinas Komunikasi dan Informatika Jateng dukung pertumbuhan media lokal
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Tengah, Agung Hariyadi, menekankan pentingnya mendukung pertumbuhan media lokal.
Menurutnya, media lokal memiliki peran vital dalam menjaga keseimbangan informasi dan menjadi jembatan komunikasi antara masyarakat dengan pemerintah daerah.
“Provinsi Jawa Tengah memberikan seluas-luasnya ruang bagi ekosistem media, terutama media lokal untuk tumbuh di daerahnya masing-masing. Mereka yang tahu kondisi lingkungannya. Media lokal kita dorong agar tumbuh karena mereka organik,” ujarnya.
BACA JUGA: Marak Demo Ricuh, Bupati Semarang Ngesti Nugraha Ajak Warga Tangkis Berita Tak Benar
Agung menambahkan, Pemprov Jawa Tengah juga terus membuka kerja sama dengan media untuk menyampaikan program-program pemerintah secara terbuka.
“Media itu pilar keempat demokrasi. Jadi kita harapkan tetap cover both side, berimbang, dan menjadi corong bersama antara masyarakat dan pemerintah,” pungkasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi













