“Tapi hal itu dapat berkembang menjadi diskriminasi kelompok lain, hal ini berpotensi perpecahan bangsa Indonesia,” tuturnya.
Menurutnya, perpecahan itu membutuhkan rekonsiliasi panjang serta rasa memaafkan yang lama, sehingga tidak akan langsung pulih.
“Politik identitas itu bagian dari strategi memainkan perbedaan untuk mencari dukungan dengan rasa primordial. Hal ini yang paling bahaya karena dampak sosial politiknya bisa membekas dan memecah belah bangsa,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Gus Sholah menuturkan, pelaku politik identitas bakal melakukan kampanye hitam, berupa hoaks hingga fitnah.
“Mereka akan memainkan kabar yang tidak baik dengan menghalalkan segala cara dengan memprioritaskan tujuannya tercapai. Hal ini bukan politik yang elegan dan berkebangsaan,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi