Jika Kalingga menggunakan Selat Muria sebagai pusat lalu lintas ekonomi dan politik, maka wilayah utara Pati dan timur Jepara menjadi pusat kota Kalingga. Sementara itu, Selat Muria terbelah menjadi Pati Utara dan Pati Selatan.
BACA JUGA: Cegah Genangan Banjir Semakin Meninggi, Bupati Demak Siagakan Tujuh Mesin Pompa Penyedot
Daratan Kudus mulai terbentuk
Pada abad ke-IX, wilayah daratan Kudus mulai terbentuk, bersamaan dengan berkembangnya kerajaan Mataram kuno.
Proses sedimentasi terus berlangsung di pulau Jawa melalui pendangkalan sungai-sungai yang mengalir ke arah selat yang menghubungkan kedua pulau itu.
Dengan laju sedimentasi mencapai 30 meter per tahun, selat itu lambat laun tertutup dan akhirnya menjadi daratan hasil proses sedimentasi.
Perubahan kondisi alam tersebut terjadi karena daerah pesisir di sekitar Gunung Api Muria mengalami perubahan fenomena geomorfik.
Perubahan fisik dan kimia terjadi karena proses-proses perubahan muka bumi lantaran dinamika iklim dan dinamika laut.
Tanah yang kini menjadi bagian dari Muria telah memberikan kehidupan, dengan air yang berasal dari sumber hulu di Pegunungan Muria.
Air ini yakni untuk berbagai kebutuhan sehari-hari, seperti mandi, minum, memasak, menyiram tanaman, dan mencuci pakaian.
Selain air, tanah, udara, satwa, pepohonan, dan bentang alam di Pegunungan Muria juga memberikan kontribusi bagi kehidupan manusia.
Manusia telah melakukan berbagai aktivitas yang berhubungan dengan alam sejak lama, seperti bercocok tanam.
Bahkan, masyarakat memanfaatkan potensi alam secara ekonomis, seperti menjual burung khas Muria, air, pasir, batu, dan kayu. (*)