Pemantuan anak stunting di Semarang Barat, sambung Elly, juga tidak lepas dari peran petugas puskesmas. Seluruh pihak bergerak bersama demi penurunan angka stunting. Program Si Bening ini dinilai membawa dampak yang baik untuk penurunan angka stunting di wilayahnya. Dia berharap, ini bisa diimplementasikan di kecamatan lainnya agar kasus stunting di Kota Semarang bisa segera terselesiaian.
Ketua Forum Komunikasi Kesehatan Kecamatan (FKKK) Semarang Barat, Femega Dian Elly Asmara mengaku, turun langsung ke lapangan untuk pemberian makanan tambahan. Dia juga memberikan semangat dengan cara memberikan sertifikat lulus stunting kepada anak yang sudah mencapai berat badan yang ideal.
Menurutnya, banyak faktor yang menyebabkan stunting diantaranya kebersihan lingkungan, ekonomi keluarga, hingga akibat pernikahan dini.
Maka di samping penanganan, perlu ada edukasi pencegahan stunting mulai dari masa pranikah maupun saat hamil.
“Ada program dari Dinas Kesehatan Kota Semarang yang bisa terintegrasi dengan (ecamatan misalnya Posyandu remaja, penyuluhan pra nikah yang bekerjasama dengan KUA. Ini bisa dilakukan untuk menjadi salah satu cara pencegahan stunting,” tuturnya.
Selain itu, pihaknya juga akan melakukan pendataan untuk pencegahan stunting di lingkungan kecamatan mulai dari pendokumentasian data dari awal hingga akhir seperti pendataan lingkungan sekitar rumah mulai dari sanitasi, hingga air bersih.
“Jadi, kami akan lakukan pendataan terutama di kelurahan yang memiliki angka stunting tinggi,” ucapnya.
Program SI BENING yang digagas Semarang Barat, rencananya juga akan menjadi contoh dan diterapkan di 16 kecamatan di Kota Semarang. Hal ini ditandai dengan penandatanganan komitmen bersama untuk sukseskan program SI BENING atasi stunting bersama Ketua Forum Kota Sehat Kota Semarang Krisseptiana Hendrar Prihadi dan 16 Camat di Semarang sebagai bentuk komitmen untuk mensukseskan SI BENING. (Ak/El)