SEMARANG, beritajateng.tv – Kabar duka datang dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Sri Susuhunan Pakubuwono XIII, penguasa Keraton Solo yang dikenal dengan sebutan Sinuhun, berpulang pada Minggu pagi tanggal 02 November 2025 di Rumah Sakit Indriati, Solo Baru.
Kabar meninggalnya raja berusia 77 tahun itu terkonfirmasi oleh KPH Eddy Wirabhumi, Ketua Eksekutif Lembaga Dewan Adat Keraton Solo sekaligus kerabat dekat almarhum.
Riwayat Penyakit dan Kondisi Sebelum Wafat
Dalam beberapa bulan terakhir, kondisi kesehatan Pakubuwono XIII kabarnya menurun akibat komplikasi penyakit, termasuk kadar gula darah tinggi.
Sinuhun sempat keluar dari rumah sakit setelah kesehatannya membaik, namun tak lama kemudian kembali harus mengalami perawatan karena kondisinya memburuk.
Tradisi Adang Dal, yaitu ritual menanak nasi yang pelaksanaannya setiap delapan tahun sekali pada Tahun Dal untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Acara tersebut menjadi acara terakhir yang Sinuhun ikuti.
BACA JUGA: Tingkatkan Literasi Keuangan, LPS Gelar Agenda LIKE IT dan Kampung Edukasi di Solo
Prosesi tersebut terakhir dilaksanakan pada 7 September 2025 di dapur keputren Keraton Surakarta.
Usia yang sudah sepuh dan komplikasi kesehatan membuat almarhum tidak mampu bertahan lama hingga akhirnya tutup usia sekitar pukul 07.30 WIB.
Prosesi Pemakaman di Tiga Lokasi
KGPH Puger, selaku adik kandung sinuhun akan menjelaskan rangkaian penghormatan terakhir terhadap mendiang raja.
Jenazah Sinuhun terlebih dahulu akan disemayamkan di Keraton Kasunanan, kemudian berangkat melalui Magangan (Alun-Alun Kidul) Loji Gandrung, rumah dinas Wali Kota Solo.
Dalam prosesi tersebut, kereta kencana khusus yang terdiri dari delapan ekor kuda berfungsi untuk mengantarkan jenazah.
“Kereta itu peninggalan era PB X dan sudah direnovasi. Hanya dipakai untuk mengantar jenazah raja,” tutur KGPH Puger.
Setelah upacara selesai, jenazah akan menuju Kompleks Makam Raja-Raja Mataram Imogiri, Bantul, DIY, menggunakan ambulans.
Meski tanpa prosesi adat besar, penghormatan tetap berlangsung secara tradisional, termasuk berobosan di Paningrat dan pembacaan doa di Masjid Parasdya milik keraton.
Sosok Pribadi PB XIII di Mata Kerabat
Bagi keluarga dan abdi dalem, Pakubuwono XIII terkenal sebagai sosok bijaksana, penyayang, dan sederhana.
KRMRAP L. Nuky Mahendranata Adiningrat atau Kanjeng Nuky, salah satu kerabat dekat keraton memberikan pernyataan ini.
“Beliau tidak ambisius dan sangat mencintai ketenteraman keraton. Sifatnya halus, penyayang, dan selalu menghindari konflik,” kata Nuky kepada wartawan.








