Sementara itu, kuntilanak hitam diyakini sebagai sosok paling menakutkan karena dipenuhi dendam saat ajal menjemputnya. Film ini membawa “pamali” seperti larangan keluar malam, foto bertiga, atau sembarangan bicara, menjadi kunci yang membuka gerbang kengerian.
BACA JUGA: Bayang-bayang Uang Terlarang, Sinopsis Pamali: Tumbal yang Menegangkan
Akting yang Menyentuh dengan Sentuhan Humor Gelap
Keisya Levronka tampil kuat sebagai Putri. Ia senantiasa berhasil menyampaikan ketakutan dan tekadnya dengan meyakinkan. Chemistry antara Putri, Kiki, dan Cecep terasa realistis. Bahkan, sedikit celotehan lucu mereka mampu memecah ketegangan tanpa merusak suasana seram.
Pesan Dibalik Horor
Lebih dari sekadar layar menakutkan, film ini menanamkan pesan penting bahwa melanggar “pamali” atau larangan adat bukan hanya soal takhayul, tetapi bisa berujung nyata pada petaka. Pamali: Tumbal membawa kita merenungi apabila kepercayaan lokal diabaikan dapat menjadi sumber ketakutan sekaligus pelajaran berharga.
Film Pamali: Tumbal dengan durasi sekitar 95–97 menit dan efek horor yang mencekam tetap menyisakan ruang untuk emosi dan humor. Pamali: Tumbal adalah tontonan wajib bagi penggemar horor lokal yang rindu cerita berakar budaya dan mitos Indonesia.
Sudah siap merinding sekaligus teringat kedekatan kita dengan tradisi? Yuk, segera ke bioskop kesayanganmu! (*)