Gaya Hidup

Fenomena Tren Viral di Media Sosial, Ekspresi Diri atau Tuntutan Materi? Ini Kata Pengamat

×

Fenomena Tren Viral di Media Sosial, Ekspresi Diri atau Tuntutan Materi? Ini Kata Pengamat

Sebarkan artikel ini
mahasiswa Viral Media Sosial
Viral mahasiswa UMY tetap ikuti kelas online saat menikah. (Foto: TikTok/anak.sekolah)

SEMARANG, beritajateng.tv – Di era digital, batas antara kejujuran dan pencitraan kian kabur. Popularitas kini bisa diraih tanpa keahlian khusus cukup dengan menjadi viral untuk memperkuat eksistensi di ruang digital seperti media sosial.

Dosen psikologi dan pengamat pendidikan, Nuke Martiarini, menilai bahwa fenomena ini mencerminkan pergeseran paradigma dalam membangun identitas sosial remaja.

Perkembangan media sosial telah mengubah orientasi masyarakat dalam mengekspresikan diri. Norma sosial yang dulu menjadi pedoman, kini kerap tergeser oleh pendekatan yang lebih realistis dan pragmatis, yakni popularitas dan keuntungan materi.

BACA JUGA: Viral Tren S-Line: Antara Ekspresi Diri, Validasi Sosial, dan Risiko Psikologis

“Sekarang itu zaman sosial media, orang itu menjadi sangat tidak berorientasi pada norma, tetapi berorientasi pada, ‘Sudahlah kita realistis aja’. Dan realistis itu sering kali berarti mengejar materi,” ungkapnya saat beritajateng.tv jumpai di Universitas Negeri Semarang.

Ia menyoroti bagaimana sebagian pengguna media sosial kini memilih mengunggah konten kontroversial, baik karena mencerminkan identitas asli mereka atau semata-mata untuk menciptakan sensasi.

Remaja ingin viral di media sosial agar jadi cuan

Tujuannya jelas untuk menjadi viral. Dan ketika viral, peluang untuk mendapatkan penghasilan, baik melalui endorsemen, iklan, maupun kerja sama lainnya akan terbuka lebar.

Menurut Nuke, fenomena ini menunjukkan pergeseran nilai. Dulu seseorang mesti memiliki kompetensi dan keahlian di bidang tertentu untuk mencapai kesuksesan. Namun, kini keahlian bukan lagi syarat utama.

“Dengan viral saja, orang bisa meraup banyak uang. Setidaknya, kalaupun bukan dari uang secara langsung, mereka bisa menjadi figur yang dilirik untuk diajak bekerja sama (endorse),” lanjutnya.

BACA JUGA: Istilah Manchild Viral di TikTok, Waspada Pria Ini di Dalam Hubungan Kamu!

Situasi ini makin parah oleh kenyataan bahwa siapa pun kini bisa menjadi “tokoh” hanya karena keberadaan mereka di dunia maya. Ia menilai, kecenderungan ini menunjukkan bahwa motivasi materialistik menjadi latar kuat di balik banyak konten viral saat ini.

Meski begitu, kata Nuke, tak menutup kemungkinan sebagian orang memang menggunakan media sosial sebagai sarana ekspresi diri yang jujur. Namun, menurutnya, fenomena ini tak terpisahkan dari dinamika ekonomi digital dan logika pasar yang kini merasuk dalam hampir setiap aspek kehidupan daring.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan