Menurut data awal, jumlah tenaga yang akan terlibat dalam Sekolah Rakyat mencapai lebih dari 6.000 orang, termasuk sekitar 2.500 guru.
“Secara keseluruhan lebih dari enam ribu tenaga, dan hanya gurunya saja sekitar dua ribu lima ratusan,” ungkapnya.
Program Sekolah Rakyat ini harapannya menjadi solusi bagi anak-anak dari berbagai daerah yang ingin memperoleh pendidikan yang relevan dengan kebutuhan masa depan, baik di bidang akademik maupun vokasi.
BACA JUGA: 14 Sekolah Rakyat Hadir di Jateng, Target Seribu Siswa Setiap Lokasi Mulai 2026
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menilai program ini sangat tepat berjalan di Jawa Tengah karena sejalan dengan upaya pengentasan kemiskinan dan peningkatan daya saing tenaga kerja.
“Jadi gini, tujuannya untuk di Jawa Tengah itu sangat pas sekali. Satu sisi kita mereduksi miskin ekstrem terkait dengan sekolah-sekolah rakyat yang kita perlukan,” ujarnya.
“Yang kedua adalah menjurus kepada sekolah vokasi. Di Jawa Tengah itu kita proyeksikan untuk sekarang atau investasi yang padat karya. Padat karya adalah membuat masyarakat banyak tenaga kerja di mana vokasi mereka siap kerja di perusahaan yang kita punya. Jadi pas, match,” tambah Luthfi.
Ia mengatakan bahwa saat ini, sudah ada 18 Sekolah Rakyat yang beroperasi di Jawa Tengah; di antaranya terdapat di Semarang, Pati, Purbalingga, dan 15 kabupaten/kota. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi













