Saat menanggapi cuaca di Jawa Tengah jelang mudik Lebaran, Rita memberikan respons singkat.
“Mudik itu kan April, sekitar tanggal 10, sebagian wilayah sudah memasuki musim kemarau, tetapi sebagian besar transisi. Kalau biasanya ada fenomena mendadak, seminggu sebelumnya kita bisa mendeteksi dan mengeluarkan peringatan dini,” tandas Rita.
Ada atau tidak manusia, Kota Semarang Jawa Tengah dan sekitarnya akan tetap banjir
Saat rakor berlangsung, fenomena anomali cuaca di Jawa Tengah ini Rita tuturkan akan sering terjadi. Bahkan pekan ini, curah hujan di Kota Semarang, menurut Rita, bertanda warna merah muda. Alasannya, curah hujan melebihi hujan ekstrem yang maksimal 150 mm per harinya .
“Makanya [di Kota Semarang dst] warnanya sampai pink karena curah hujannya tinggi, melampaui ekstrem yang maksimal 150 mm. Ekstremnya mencapai 230 mm lebih per hari,” jelasnya saat menyampaikan materi dalam rakor yang berlokasi di Gedung E lantai 5 Kantor Gubernur Jateng itu.
Bahkan, dalam materinya, ia membenarkan bahwa Kota Semarang, Demak, dan sekitarnya itu muncul karena endapan banjir pada zaman dahulu.
BACA JUGA: Video Hotel di Semarang Keluhkan Dampak Banjir, Banyak Tamu Batal Menginap
“Bisa ada kota-kota yang banjir itu karena dulunya endapan banjir. Namun dengan adanya manusia semakin parah dengan pembukaan lahan yang kurang terkontrol, pembukaan yang tak terkontrol itu memperparah banjirnya lebih sering dan kuat,” terang Rita.
Menurutnya, bagaimana pun keadaannya, Kota Semarang dan sekitarnya akan tetap banjir lantaran histori dari geografisnya sendiri.
“Kalau tidak ada manusia tetap banjir, apalagi ada perubahan iklim,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi