“Orang berpikir ‘Slow Rock’ itu musik rock yang lembut, yang pelan, dan yang kalem. Nah, jadi saya pilih yang memainkan itu adalah kukang yang memang geraknya pelan. Ide-ide sederhana yang lugas seperti itu yang orang langsung mengerti,” jelasnya.
BACA JUGA: Wow! UTOPIA Semarang Hadirkan Pameran Seni Imersif yang Bisa Kelima Panca Indera Akses
Lebih lanjut, Dina menjelaskan, tema ‘Omnipresent’ ialah tentang korelasi Ketuhanan yang selalu hadir dalam diri dia sehingga dapat berkarya. Kemudian, ia ingin menjelaskan tentang konsep ‘Omnipresent’ sebagai sebuah karya yang banyak orang beli lalu mereka terapkan di banyak tempat.
Namun demikian, Dina menegaskan jika ‘Omnipresent’ bukanlah tentang ia yang bisa menyamai Tuhan.
“Kita tidak akan sama dengan Tuhan, enggak akan bisa menyamai Tuhan juga. Arah saya bukan sedang mengisukan tentang kita itu Tuhan, tapi kerja-kerja kita, benda-benda yang kita ciptakan, itu cara kerjanya kok mirip Tuhan,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi