SEMARANG, beritajateng.tv – Dini Nur Kholisah, seorang mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) seperti tak mengenal lelah. Ya, Dini selama ini kuliah sembari membuka jasa antar jemput (anjem) dan jasa titip (jastip).
Tiap harinya, ia selalu “ready” atau siap sedia. Berbekal ponsel dan motor matic-nya, Dini siap menerima segala pesanan antar jemput ataupun jastip selama 24 jam penuh.
Misalnya pagi itu, sejak pukul 4 dini hari, Dini harus mengantarkan seorang pelanggannya ke Stasiun Poncol Semarang. Jarak antara Unnes dan Stasiun Poncol tentu tidak dekat, namun Dini tak mau mengecewakan pelanggannya.
“Ready 24 jam selama ada yang booking. Pernah nganter jam 1-2 dini hari. Pokoknya enggak ada batas,” ceritanya kepada beritajateng.tv, belum lama ini.
BACA JUGA: Cara Cepat Selesaikan Skripsi Kuliah, Pasti Auto Lulus!
Lantaran “buka 24 jam”, jam kerja Dini jadi tak menentu. Kadang pagi, juga malam hari. Ia bahkan pernah tak tidur sama sekali seharian penuh. Saking banyaknya pesanan.
Beruntung, studi mahasiswa Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran (FK) Unnes itu tinggal sedikit lagi. Bisa dibilang, aktivitas antar jemput ia lakukan untuk mengisi kekosongan waktu kala menyelesaikan skripsi.
“Rasanya jelas capek, tapi senengnya itu ketika antar jemput bisa sharing sama pelanggan, dapet temen, sama tentunya ngebantu mereka juga,” imbuhnya.
Jasa antar jemput patok tarif sesuai jarak dan medan, pernah raup Rp6 juta sebulan
Melakoni jasa antar jemput sejak tahun 2022 menjadikan Dini paham betul seluk-beluk jalanan di sekitar Unnes. Pun, daerah-daerah tujuan favorit mahasiswa Unnes.
Kini, untuk mematok tarif pun Dini tidak lagi berdasarkan berapa jauh kilometernya. Akan tetapi, sesuai sulit tidaknya medan yang akan dilewati. Ia bahkan sudah hapal di luar kepala tarif dan tujuannya.