“Yang saya ajarkan ini teknik sederhana karena saya menganggap bahwa orang kalau belajar yang ribet berjam-jam itu enggak punya waktu, dari situ nanti justru enggak berkembang. Dengan teknik sederhana nanti bisa berkembang menjadi bentuk macam-macam,” imbuhnya.
Wayang Suket menjadi ciri khas Kota Semarang
Di sisi lain, Rofiq mengakui bahwa sejarah wayang suket tidak dekat dengan Kota Semarang. Beberapa sumber bahkan menyebut bahwa wayang suket berasal dari kebudayaan Purbalingga.
Meski begitu, hal tersebut tak lantas mengurangi niat Rofiq untuk menghidupkan Kota Lama. Ia lalu berusaha untuk membuat wayang suket khas Semarang sendiri.
“Asalnya dari mana itu tumpang tindih, yang jelas itu dari Jawa Tengah. Dan yang jelas wayang suket tumbuh dari bawah. Jadi bisa dikatakan di setiap daerah memiliki ciri khasnya masing-masing karena itu berkembang di setiap daerah yang berbeda,” ujarnya.
Selain menjadi paket wisata, Rofiq juga menjual wayang suketnya secara terpisah. Harganya ia bandrol mulai dari Rp25 ribu hingga Rp40 ribu untuk satu karakter wayang, tergantung tingkat kesulitan.(*)
Editor: Farah Nazila