“Bank Jateng bekerja sama dengan German Sparkassentiftung untuk Pelatihan MBG ini. Diharapkan Pedagang Kampung Seni Borobudur ini mendapat manfaat terkait pemahaman terhadap manajemen pengelolaan usaha sesuai dengan kaidah manajemen usaha yang baik serta berdampak pada kemajuan dan peningkatan usaha,” terangnya.
“Dari sisi permodalan jika memang memungkinkan para pedagang dapat mengajukan kredit khususnya program Kredit Usaha Rakyat (KUR),” imbuhnya.
Kerja sama pembiayaan Bank Jateng dan PT TWC
Pada kesempatan ini, Bank Jateng memberikan pembiayaan KUR Super Mikro secara simbolis sebesar Rp40 juta kepada 4 pedagang di Kampung Seni Borobudur Dusun Kujon, masing masing Rp10 juta.
Dalam rangka mendukung implementasi Non Cash Transaction (NCT) di wilayah operasional PT TWC, Bank Jateng juga hadir melalui pembukaan QRIS Merchant dan tebus murah satu liter minyak goreng seharga satu rupiah menggunakan QRIS di Bima Mobile
Bank Jateng bagi pedagang peserta pelatihan MBG. Direktur Operasi dan Layanan PT TWC, Mardijono Nugroho menyambut baik kerja sama ini. Hal ini sejalan dengan tagline TWC “Percaya” yang artinya TWC harus mampu mendapat kepercayaan dari masyarakat atau pengunjung.
“Termasuk juga bank harus memiliki tagline ‘Percaya’ itu, sehingga nasabah dan masyarakat percaya dengan bank. TWC di sini bertugas memfasilitasi semua yang ada di kawasan baik kerja sama maupun yang lain,” tuturnya.
BACA JUGA: Bank Jateng dan Pemkot Solo Luncurkan Kartu Kredit Indonesia Berbasis QRIS
Sambutan baik dan apresiasi juga disampaikan Pj. Bupati Magelang Sepyo Achanto. Ia berharap kerja sama ini dapat terus meningkat, makin solid, dan selalu membawa kebaikan, khususnya untuk UMKM.
“Saya rasa adanya pelatihan ini sangat bermanfaat untuk ke depan. Pelaku UMKM harus siap dengan sistem pembayaran cashless, salah satunya melalui QRIS karena ke depan akan menjadi biasa. Bisa aja ke depan kita berwisata tanpa harus membawa dompet, cukup lewat HP semua beres,” papar Sepyo.
Sepyo menambahkan, antara destinasi wisata dan UMKM harus ada koneksitas dan sinergi yang baik. Sehingga, muncul interaksi antara wisatawan dan produk yang UMKM atau PKL jual.
“Pelaku wisata harus menciptakan dan mengondisikan koneksitas itu. Nah, kami di pemerintahan juga harus terlibat di dalamnya dan kami akan selalu mendukung sinergitas itu,” ungkapnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi