Sebab, dua sosok itu Wahid nilai sebagai kader Golkar yang punya kedekatan dengan Jokowi maupun Prabowo-Gibran.
“Misalnya Bahlil salah satunya. Beberapa ada Agus Gumiwang; kemarin dia aktif dengan relawan Prabowo-Gibran, dekat dengan Jokowi,” ucapnya.
Menurutnya, jika benar Gibran maupun Jokowi terpilih sebagai Ketum Golkar, maka hal itu bagi Wahid sebuah penurunan atau downgrade pada kaderisasi Golkar.
“Apakah elit Golkar akan seinstan itu? Itu akan men-downgrade kaderisasi tadi, proses kaderisasi yang selama ini sudah baik-baik Golkar bangun,” tandasnya.
Sebelumnya, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar Wilayah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, Iqbal Wibisono, menanggapi isu Gibran akan maju sebagai Ketum Golkar.
Menanggapi itu, Iqbal mengaku pihaknya belum mendengar kabar tersebut. Ia menegaskan, penentuan Ketua Umum Golkar akan melalui mekanisme resmi.
“Kami belum mendengar itu. Ketum putusannya akan sesuai mekanisme organisasi, sesuai AD/ART Golkar, dan Munas selama 5 tahun. Masa kepengurusan Partai Golkar adalah 5 tahun,” tegas Iqbal.
Hingga saat ini, Iqbal menegaskan Gibran belum ber-KTA Golkar.
“[Gibran] belum [punya KTA], yang saya tahu belum. Semua tergantung mekanisme di Munas,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi