Dalam rapat tersebut, Walikota juga memberikan instruksi khusus kepada Dinas PU, Perkim, dan BPBD. Ia meminta ketiganya menyusun peta rinci wilayah rawan banjir Kota Semarang berdasarkan pengalaman bencana tahun sebelumnya.
Peta tersebut harus memuat tingkat kerentanan hingga ke skala kecamatan, kelurahan, bahkan RW, sehingga pemerintah memiliki acuan jelas dalam menyiapkan skenario penanganan.
Upaya mitigasi ini bukan hanya untuk kesiapsiagaan jangka pendek, tetapi juga menjadi dasar evaluasi pembangunan infrastruktur kota.
Agustina memahami keluhan masyarakat mengenai penanganan banjir yang dianggap belum tuntas. Karena itu, ia ingin rencana mitigasi bencana kali ini memberi pengaruh langsung terhadap arah perbaikan infrastruktur.
“Masyarakat terus bertanya kenapa banjir belum selesai padahal anggaran kota cukup besar. Maka mitigasi kali ini harus berdampak pada penggambaran infrastruktur yang lebih tepat sasaran,” tegasnya.
Dengan koordinasi lintas sektor dan fokus pada prediksi cuaca, Pemerintah Kota Semarang berharap langkah mitigasi dapat mengurangi risiko bencana dan memberikan rasa aman bagi warga jelang musim penghujan. (*)
Editor: Elly Amaliyah













