Maka semua saluran air di lingkungan warga harus bersih, lancar dan tidak mampat. Setiap pemangku lingkungan, baik kepala dusun, RW, RT bertanggungjawab terhadap kebersihan saluran di lingkungan masing-masing.
Ahmat Nuri juga menyampaikan, semua infrastruktur tanggap kebencanaan juga telah disiagakan, mulai satgas tanggap bencana, termasuk sarana dan prasarananya.
Baik jalur-jalur evakuasi, penyiapan titik lokasi aman dan lainnya. Termasuk sarpras komunikasi dalam mendukung sistem pelaporan manakala terjadi darurat kebencanan juga telah disiapkan.
“Alhamdulillah, untuk dukungan infrastruktur internet dan jaringan komunikasi semakin memadai. Sehingga di Desa Sepakung sudah tidak ada blank spot akses komunikasi,” tandasnya.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah memastikan penambahan terbentuknya 74 Destana.
BACA JUGA: Medan Sulit, Penanganan Longsor Talut Pabrik Es di Candisari Berlangsung Lama
Kepala BPBD Kabupaten Semarang, Alexander Gunawan mengungkapkan, 66 destana dukungan KKN Unnes, enam destana anggaran APBD dan dua destana dukungan BNPB.
“Sehingga di tahun 2025 ini BPBD Kabupaten Semarang bisa menambah 74 destana, untuk pengelolaan risiko kebencanaan di berbagai wilayah kerawanan,” jelasnya. (*)
Editor: Farah Nazila