Gandeng CSR perusahaan untuk perluas program low carbon rice
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Jawa Tengah, Dyah Lukisari mengatakan, untuk memperluas program low carbon rice, salah satu caranya adalah menggandeng CSR dari perusahaan. Saat ini yang sudah melakukan intervensi terkait program ini adalah Bank Indonesia. Ada enam kabupaten selain Klaten, Boyolali, dan Sragen.
Nilai investasi untuk konversi mesin penggilingan padi dari bahan bakar solar ke listrik itu rata-rata sekitar Rp250 juta-Rp300 juta untuk satu titik. Jadi CSR Bank Indonesia di enam titik itu mencapai sekitar Rp1,8 miliar. Mesin penggilingan padi itu berlokasi di Demak, Jepara, Kudus, Kota Semarang, Kabupaten Semarang.
Menurut Dyah, ke depan, harapannya, mesin yang di gunakan tidak lagi listrik, sebab listrik masih memakai energi dari fosil. Hal itu sesuai dengan arahan dari Gubernur Ahmad Luthfi agar mengupayakan konversi mesin dengan sumber energi dari tenaga surya.
“Nanti akan dicoba 1-2 pilot mesin penggilingan dengan tenaga surya, masih kami bahas juga soal ini,” ujarnya.
BACA JUGA: Tak Ingin Kasus Ayam Widuran Solo Terulang, Pemprov Jateng Gencarkan Sertifikasi Halal untuk UMKM, Gratis!
Duta besar Uni Eropa untuk Indonesia, Denis Chaibi, berterima kasih atas sambutan yang Gubernur Ahmad Luthfi dan Wali Kota Surakarta lakukan. Kedatangannya ke Jawa Tengah dengan 12 delegasi dari negara Uni Eropa untuk melihat langsung praktik low carbon rice di Soloraya.
“Saya sendiri mewakili misi Uni Eropa yang ada di Indonesia, di sini kami ingin belajar dari masyarakat di Indonesia mengenai apa yang dilakukan dalam hal ketahanan pangan. Kami ingin terlibat dan belajar dari Jawa Tengah yang merupakan salah satu lumbung pangan terbesar di Indonesia, bahkan juga ada di dunia,” katanya. (*)
Editor: Farah Nazila