“Kami dengan PKB sejak 2021 bersama-sama, dengan Pak Hendi lalu dengan saya tidak ada masalah. Karena kami semuanya adalah teman, partner, apalagi pengurus PKB juga jadi anggota dewan dan sangat support baik di dalam pengambilan keputusan di Pemkot Semarang. Masalah perda, LPJ dan sebagainya tidak ada masalah,” ujarnya.
Terkait soal kemungkinan berpasangan dengan kader PKB, Mbak Ita menyerahkan penentuan pasangannya dalam Pilwalkot Semarang, November mendatang kepada DPP PDI Perjuangan. Pihaknya mengaku sebagai kader hanya sebatas menjalankan perintah partai.
“Kalau saya tergantung dari DPP, kalau kami ini sebatas menjalani, sekarang ini lagi proses di PDI Perjuangan. Kami mengikuti saja karena masih agak lama, ikut yang menjadi keputusan DPP partai,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua DPC PKB Kota Semarang, Muhammad Mahsun mengatakan, tasyakuran ini adalah momentum forum silaturahmi politik jelang Pilkada 2024.
Dalam momentum ini, pihaknya menyebut telah menyodorkan nama-nama bakal calon walikota maupun wakil walikota ke DPP PKB. Satu di antaranya ada nama petahana Hevearita Gunaryanti Rahayu.
“Harapannya di Juli ini sudah mengeruncut karena 27 Agustus sudah harus terdaftar, tetapi lagi-lagi kami DPC hanya menjaring,” ujarnya.
Pihaknya berharap dalam Pilwalkot Semarang tahun ini, kader dari PKB bisa menjadi wakil walikota. Kendati begitu, dia menyerahkan lagi kriteria tersebut kepada DPP PKB.
“Sebenarnya kami diminta oleh beberapa bakal calon, tetapi kami menghitung kira-kira probabilitasnya akan menang itu siapa. Kami ingin berangkat, berlayar, sekaligus menang,” katanya. (*)
Editor: Elly Amaliyah