“Tapi spirit dari Hari Lahir Indonesia ini mesti kita dengung-dengungkan terus, bahwa pendiri Bangsa itu mengeluarkan darah, tenaga, pikiran, semuanya loh, ya. Jangan karena situasi yang berbeda, kemudian kita mencoba membelah-belah diri. Apalagi dengan isu-isu yang tidak benar, maka kita mungkin menjaga, merawat. Itulah mengisi kemerdekaan menurut saya,” tegasnya.
BACA JUGA: Demo Wadas di Depan Kantor Ganjar, Massa: Masalah Wadas Belum Selesai Sudah Mau jadi Presiden!
Gus Yasin turut minta maaf pada masyarakat Jateng
Gus Yasin pun turut mengucapkan apresiasinya kepada seluruh masyarakat Jateng. Di akhir kepemimpinannya, ia juga meminta maaf jika selama bertugas tak memberikan pelayanan yang maksimal kepada warganya.
“Kami bisa memberikan layanan kepada masyarakat itu kebahagiaan tersendiri, tapi kembali lagi bahwa tangan dan kaki kami terbatas, sehingga saya meminta maaf kepada masyarakat Jateng jika ada kesalahan,” ucapnya.
Upacara Pengibaran Bendera diawali dengan lagu kebangsaan ‘Maju Tak Gentar’ yang diiringi instrumen marching band. Tampak berbagai kalangan mulai dari TNI, Polri, ASN, mahasiswa, hingga pelajar yang hadir sebagai peserta upacara.
Tampak Ketua DPRD Provinsi Jateng Sumanto yang membacakan pembukaan UUD 1945 usai pengibaran Bendera Merah Putih. Berbusana pakaian adat Jawa beskap berwarna merah, Sumanto dengan lantang mengucapkan tanda kemerdekaan Indonesia tersebut.
“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa,” ucap Sumanto. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi