Alasannya, kata Henggar, banyak kalangan pekerja menitipkan motornya untuk kemudian beralih mengunakan BRT.
“Banyak orang yang membuat penitipan kendaraan di dekat selter-selter BRT. Di terminal Wonogiri juga jadi ramai gara-gara BRT sudah masuk sana. Multiplier effect-nya bagus,” terang Henggar.
BACA JUGA: Viral BRT Trans Jateng dan Trans Semarang Halangi Ambulance
Rute Wonogiri jadi primadona pengguna BRT Trans Jateng
Beralihnya pengguna kendaraan pribadi ke BRT ini membuat pendapatan BRT Trans Jateng dalam satu tahun terus mengalami peningkatan.
Henggar mengungkap, sejak Januari hingga 29 Desember 2024, tercatat telah membukukan transaksi Rp32,2 miliar.
“Sudah melebihi target yang hanya Rp27 juta, prediksi akhir tahun bisa Rp33 miliar,” bebernya.
Sebagai informasi, BRT Trans Jateng saat ini melayani tujuh koridor dengan 115 armada. Adapun rute terfavorit berada di Kabupaten Wonogiri dengan tingkat keterisian penumpang mencapai 106% tiap harinya.
“Di Wonogiri itu selalu full, maka kami tambah kemarin dua [armada]. Ada juga tambahan satu bus di Kendal, sehingga sekarang orang turun dari stasiun Weleri bisa naik BRT,” pungkas Henggar. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi