Jateng

Harga Cabai Naik di Jateng Jelang Nataru, Petani Sebut Dipicu Lonjakan Permintaan dan Distribusi

×

Harga Cabai Naik di Jateng Jelang Nataru, Petani Sebut Dipicu Lonjakan Permintaan dan Distribusi

Sebarkan artikel ini
pedagang beras blora
Pedagang beras di pasar rakyat sido makmur menunjukan beras, Jumat 4 Juli 2025. (Heri/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Kenaikan harga cabai di Jawa Tengah (Jateng) dalam dua pekan terakhir dinilai bukan disebabkan oleh kelangkaan pasokan. Asosiasi Petani Tangguh Ngopeni Kesejahteraan dan Inflasi (Petarung Sejati) Jateng menyebut lonjakan harga lebih dipengaruhi meningkatnya permintaan masyarakat menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), serta faktor distribusi.

Ketua Petarung Sejati Jateng, Sunan, menegaskan hasil pemantauan di lapangan menunjukkan pasokan cabai masih dalam kondisi surplus. Karena itu, ia mengaku heran harga cabai justru mengalami kenaikan di sejumlah pasar tradisional kabupaten/kota.

“Di lapangan saya jamin pasokan cabai kita itu surplus. Tapi mungkin karena permintaan masyarakat meningkat, akhirnya harga ikut naik. Ini baru sekitar dua minggu terakhir, sebelumnya masih di kisaran Rp45.000,” ujar Sunan saat beritajateng.tv konfirmasi, Senin, 15 Desember 2025.

Selain permintaan, Sunan menilai persoalan distribusi turut berkontribusi terhadap kenaikan harga. Menurutnya, Jawa Tengah belakangan harus menopang kebutuhan cabai untuk daerah lain yang terdampak bencana, sehingga pengiriman ke luar daerah tidak terhindarkan dan berdampak pada harga di pasar lokal.

“Mungkin ditambah kemarin ada musibah di Aceh sehingga permintaan ke sana cukup banyak. Ditambah lagi fenomena banjir di Jawa Timur, membuat Jawa Tengah harus menjadi penopang utama secara nasional,” jelasnya.

BACA JUGA: Awal Musim Hujan, Petani Blora Pilih Tanam Cabai: Lebih Untung, Sekali Tanam Bisa Panen 10-15 Kali

Terkait pengaruh cuaca, Sunan menyebut dampaknya terhadap produksi relatif kecil, hanya sekitar 10-15 persen. Meski begitu, angin kencang ternilai cukup merugikan petani karena menyebabkan banyak tanaman cabai roboh dan membutuhkan waktu pemulihan lebih dari 10 hari.

“Angin kencang itu membuat banyak tanaman roboh. Pemulihannya memang butuh waktu,” ungkapnya.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan