Karena itu, ia menilai emas tetap menjadi instrumen aman di tengah inflasi dan krisis global. Baik logam mulia atau perhiasan, keduanya disebut memiliki permintaan tinggi karena kebutuhan masyarakat yang berbeda-beda.
Hal serupa diungkapkan oleh General Manager The Palace Jeweler, Jelita Setifa. Ia menyampaikan, di tengah kenaikan harga emas, konsumen justru antusias berburu perhiasan sebagai investasi.
Menurutnya, momen belanja perhiasan biasanya terkonsentrasi di dua periode yakni saat momen tahun baru dan lebaran. Pada periode itu, jual beli emas di retailnya akan meningkat.
BACA JUGA: Pegadaian Luncurkan Aplikasi Tring! Hadirkan Layanan Emas dan Keuangan Digital dalam Satu Platform
“Pertama menjelang lebaran dan juga menjelang Natal dan tahun baru,” kata Jelita usai re-opening The Palace Jeweler di DP Mall Semarang.
Sementara soal kenaikan harga emas global dan kondisi geopolitik, ia menyebut konsumen justru menunjukkan respons berbeda.
Menurutnya, sebagian pembeli semakin yakin berinvestasi dalam bentuk perhiasan karena melihat harga emas yang terus meningkat. Di sisi lain, ada pula konsumen yang menahan diri karena menganggap harga sudah terlalu tinggi.
“Jadi kita terbantu dengan adanya kenaikan harga emas maupun logam mulia, tapi kepercayaan mereka untuk investasi di emas perhiasan pun secara organik orang jadi lebih percaya,” pungkas Jelita. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi













