Menurutnya, Hari Santri tak sekadar seremoni tahunan, namun momentum untuk meneguhkan kembali semangat jihad santri dalam menjaga kemerdekaan bangsa dan berkontribusi bagi peradaban dunia.
“Sejatinya Hari Santri ini adalah revolusi jihad yang diusung oleh Hadratussyaikh K.H. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama, untuk menyuarakan perjuangan pengusiran penjajah. Nah, ini yang harus dikembalikan lagi,” ujar Gus Yasin saat dijumpai di kediamannya, belum lama ini.
Ia menegaskan, peran santri dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia sudah tercatat dalam sejarah. Banyak pondok pesantren yang pada masa itu para kiai liburkan, agar santrinya pulang ke daerah masing-masing dan ikut berjuang melawan penjajahan maupun pemberontakan.
Menurut Gus Yasin, nilai utama yang perjuangan para santri wariskan yaitu akhlak dan kemandirian. Ia menilai pesantren saat ini tidak hanya menjadi tempat untuk mengaji, tetapi juga pusat pendidikan karakter dan keterampilan hidup.
BACA JUGA: Peringati Hari Santri Nasional, Pemprov Jateng Luncurkan Program Beasiswa Santri dan Pengasuh Pesantren
“Sekarang pondok pesantren tidak hanya mengajarkan ngaji, tapi juga ada pelatihan. Banyak arsitek dan tukang yang berangkat dari pondok pesantren,” jelasnya.
Ia menegaskan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah terus mendorong peningkatan kapasitas santri agar memiliki daya saing di dunia kerja. Salah satunya melalui pelatihan dan sertifikasi di bidang konstruksi bekerja sama dengan Baznas.
“Kami sudah mendorong sejak periode yang lalu bekerja sama dengan Baznas. Beberapa santri dilatih untuk mendapatkan sertifikat konsultan atau mandor. Alhamdulillah, ada yang keterima bekerja di kontraktor dalam dan luar negeri,” tuturnya.
Lebih jauh, Gus Yasin berharap peringatan Hari Santri 2025 menjadi momentum untuk memperkuat kontribusi santri dalam pembangunan bangsa sekaligus menjaga semangat perjuangan para pendahulu.
“Pemerintah sudah memberikan hadiah dengan menetapkan Hari Santri, tapi makna revolusi jihad itu jangan sampai hilang. Ini harus sering kita sampaikan agar semangat perjuangan santri tidak putus,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi