SEMARANG, beritajateng.tv – Ketua Perkumpulan Boen Hian Tong Semarang, Harjanto Halim, memberikan tanggapannya terkait penulisan ulang sejarah Indonesia.
Sebelumnya, penulisan ulang sejarah ini merupakan proyek Kementerian Kebudayaan. Penulisan ulang sejarah ini berlangsung setelah 26 tahun Indonesia absen dari penulisan sejarah.
Menurut Harjanto, penulisan ulang sejarah Indonesia memang penting untuk mengungkap sejarah Indonesia yang perlu diluruskan.
“Pasti ada butuhnya karena banyak sejarah Indonesia yang belum terungkap. Kalau perlu atau nggak, ya perlu karena memang menurut saya ada fakta-fakta sejarah yang perlu diluruskan, ada yang perlu diungkap gitu,” jelasnya saat beritajateng.tv hubungi pada Selasa, 8 Juli 2025.
BACA JUGA: Rayakan Cap Go Meh dengan Penuh Kasih Sayang Bersama Difabel
Dia juga menyatakan bahwa penulisan ulang sejarah ini akan menimbulkan kontroversi. Oleh karena itu, penulisan ulang sejarah ini harus dilakukan secara objektif dan tidak perlu mengeluarkan pernyataan yang mengundang pro dan kontra.
“Kalau pun mau melakukan menulis sejarah ya siap-siap pasti akan memancing kontroversi. Asal timnya memang objektif dan jangan bikin statement-statement yang malah memancing. Biarkan timnya bekerja saja,” tutur Harjanto.
Ketua Perkumpulan Boen Hian Tong Semarang ini menambahkan bahwa penulis sejarah harus ada pengawasan publik. Tim penulis juga harus berasal dari berbagai aspek yang dapat dipercaya.
Pernyataan Fadli Zon yang meragukan kebenaran peristiwa Pemerkosaan Massal 1998
Penulisan ulang sejarah Indonesia ini juga terwarnai kontroversi pernyataan Fadli Zon yang meragukan kebenaran dari peristiwa Pemerkosaan Massal 1998. Menteri Kebudayaan itu meragukan bukti dari tragedi massal tersebut.
Menanggapi hal itu, Harjanto enggan memberikan komentar lebih lanjut. Menurutnya, pernyataan itu bersifat sensitif dan bukan wewenangnya untuk memberikan tanggapan.
“Sudah banyak yang menanggapi, bahkan lebih keras dari saya. Sensitif sekali memang masalah ini. Nggak tepatlah untuk mengomentari kalau yang itu,” jawabnya.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa pernyataan Fadli Zon menjadi dialektika yang akan terus mengundang pro dan kontra dari berbagai pihak.
