Beberapa indikator pertumbuhan ekonomi sebagai dampak dari keberadaan jalan tol ini. Misalnya seperti mempercepat konektivitas antarwilayah yang mendorong peningkatan aktivitas ekonomi di sektor industri, perdagangan, dan jasa.
Peningkatan produksi dan distribusi barang turut mengarah pada kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di provinsi-provinsi sepanjang jalur tol. Antara lain seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Daerah Khusus Jakarta.
“Konektivitas yang lebih baik juga meningkatkan akses ke pasar nasional dan internasional yang berdampak pada peningkatan output ekonomi daerah,” jelasnya.
BACA JUGA: Rest Area Seringkali Bikin Macet, Pakar Transportasi: Pemerintah Harus Bangun di Luar Jalan Tol
Jalan tol dongkrak perdagangan antarkota di Pulau Jawa
Menurutnya, kecepatan dan efisiensi konektivitas meningkatkan volume perdagangan antarkota di Pulau Jawa. Terutama, barang-barang konsumsi dan bahan baku industri. Jalan tol memungkinkan pengiriman barang antar daerah menjadi lebih cepat sehingga meningkatkan sirkulasi barang di seluruh pulau.
Pertumbuhan perdagangan ini juga meningkatkan pendapatan daerah melalui pajak dan retribusi. PT JTT memastikan komitmen menjaga kesehatan finansial guna menciptakan stabilitas iklim investasi dan menarik di bidang jalan tol.
Pihaknya berfokus pada manajemen risiko yang baik serta mendukung pengembangan infrastruktur berkelanjutan. Harapannya, ha itu dapat meningkatkan kepercayaan investor sekaligus memperkuat pertumbuhan sektor jalan tol di Indonesia.
Ia pun menyatakan salah satu dampak signifikan dari eksistensi Jalan Tol Trans Jawa adalah efisiensi biaya transportasi dan penurunan biaya logistik. Dengan waktu tempuh yang lebih singkat, distribusi barang menjadi lebih cepat dan murah.
“Penurunan biaya logistik meningkatkan daya saing produk di pasar domestik dan internasional. Biaya distribusi yang lebih rendah juga mengurangi harga barang untuk konsumen akhir yang dapat meningkatkan daya beli masyarakat,” tandasnya. (ant)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi