Math City Map selaras dengan konsep pembelajaran mendalam yang menjadi fokus kurikulum baru. Aplikasi ini mendorong siswa untuk belajar dengan cara yang menyenangkan, bermanfaat, dan berkesadaran.
Siswa akan bekerja dalam kelompok untuk mengerjakan tantangan yang guru siapkan. Mereka harus mendatangi lokasi tertentu, mengukur, mengumpulkan data, dan memecahkan soal berbasis situasi nyata.
BACA JUGA: Dinas Pendidikan Semarang dan Tanoto Foundation Kolaborasi Tingkatkan Literasi dan Numerasi
“Bentuknya gamifikasi. Kalau jawabannya benar, dapat skor, misalnya 100. Hal ini membuat siswa lebih semangat dan termotivasi,” jelas Bavo.
Usai pelatihan, para guru peserta wajib membuat trail Math City Map di sekolah masing-masing guna pembelajaran mendatang. Lebih jauh, mereka juga bertugas menyebarkan ilmu ini ke sekolah lain di sub-rayon mereka.
“Tidak semua guru bisa ikut pelatihan ini, jadi yang hadir harus mendiseminasikan ilmunya ke rekan-rekan di sekolah atau sekolah lain,” tegas Bavo.
Dengan pendekatan ini, harapannya lebih banyak sekolah dapat mengintegrasikan pembelajaran luar kelas yang berbasis teknologi, kolaborasi, dan problem solving, sehingga siswa tak hanya belajar di ruang kelas, tetapi juga mendapatkan pengalaman langsung yang aplikatif. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi