“Misal kita dapat undangan rapat dari Pemkot Semarang itu namanya perjalanan dinas dalam kota. Katakanlah Rp 170 ribu (anggaran awal), di Kemenag mungkin bisa cair hanya Rp 150 ribu. Jadi di efisiensi sampai 50 persen,” katanya.
Meski efisien anggaran ini sangat berpengaruh pada operasional, kata Muhtasit, hal ini tidak menurunkan semangat kinerja ASN di lingkup kantor Kemenag Kota Semarang. Pihaknya mengaku tetap konsisten terhadap SOP (standar operasional) dari pemerintah pusat.
Meski dampaknya belum terlihat, Ia berharap ada alokasi anggaran kembali, meski dalam jumlah kecil. Seperti contohnya, perjalanan dinas sebanyak Rp 50 ribu untuk isi bensin mobil dinas.
Evaluasi Besar-besaran agar Kementrian dan Lembaga Tak Ada Pemborosan
Di sisi lain, Muhtasit mengatakan, efisiensi anggaran ini harus menjadi evaluasi bersama dalam penganggaran.
Menurutnya, jika pemerintah pusat melakukan efisiensi anggaran, maka harus ada evaluasi besar-besaran bahwa Kementrian maupun lembaga tidak boleh ada pemborosan dalam penggunaan ABPD atau APBN.
“Tentu efisiensi anggaran ini berguna untuk membantu prioritas program seperti subsidi pajak, Makan Bergizi Gratis (MBG). Jadi lebih kreatif lagi tetapi itu tidak keluar dari hal-hal yang diatur oleh pemerintah,” lanjutnya.
Ia menyakini bahwa semua lembaga di bawah Kemenag, termasuk Sekretariat Kemenag RI, juga terkena dampak pemotongan anggaran. Pihaknya masih menunggu arahan lebih lanjut dari pusat dan Kemenag Kanwil Jateng untuk penyesuaian langkah ke depan. (*)
Editor: Elly Amaliyah