“Jadi para peternak ini punya pilihan, apakah menjualnya ke pabrik yang biasanya mereka jual atau tidak. Karena kan masalahnya adalah kuota oleh pabrik yang kemudian tidak bisa dibeli karena memang mungkin terlalu banyak,” pungkas Andika Perkasa.
Sementara itu, Calon Wakil Gubernur Jateng nomor urut 1, Hendrar Prihadi alias Hendi turut menyoroti soal harga pangan anjlok sehingga petani terpaksa membuang panennya.
“Saya menambahkan terkait dengan apa yang kami lihat waktu itu. Memang ada tomat yang tidak bisa dibeli dengan harga layak, ada tembakau, ada petani di padi juga mungkin begitu,” ujarnya.
Agar petani tak lagi membuang hasil panennya, Hendi menawarkan solusi untuk memperluas pangsa pasar.
“Caranya bagaimana? Pak Andika dan saya Insyaallah punya jaringan untuk bisa membuat pasar semakin terbuka luas,” ucap Hendi.
Adapun salah satu caranya, kata Hendi, ialah membuat produk pangan petani memiliki nilai tambah dan umur simpan yang lama.
“Yang kedua adalah pengolahan hasil panen tersebut supaya produk-produk itu punya nilai tambah dan kemudian juga bisa mempunyai masa [simpan lebih lama]. Supaya tetap awet sebelum petani jual dengan harga yang lebih baik,” tandasnya. (*)
Editor: Ricky Fitriyanto