“Saya juga sudah ketemu BBWS dan mohon untuk bisa mereview semua sepanjang kali. Karena ini juga melewati perumahan dan sebenarnya merupakan desa wisata, wilayah pariwisata agritourism sehingga kami juga berharap dari BBWS juga bisa menangani lokasi ini,” lanjutnya.
Terkait dengan jalan amblas di Perumahan Greenwood, menurut Ita, salah satu kendala yang ada di sana adalah pihak pengembang belum menyerahkan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU) kepada Pemerintah Kota Semarang.
Padahal serah terima PSU perlu dilakukan untuk dapat dikelola secara resmi oleh Pemerintah Kota Semarang. Namun, jika pihak pengembang atau developer tidak diketahui keberadaannya, warga setempat dapat membuat surat yang diketahui oleh lurah dan camat. Kemudian Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Semarang akan melakukan tindak lanjut.
Sementara itu, pada malam hari sebelumnya, mbak Ita telah menyalurkan bantuan berupa uang tunai kepada warga yang terdampak banjir di Perumahan Wahyu Utomo Kecamatan Ngaliyan.
Dalam waktu yang bersamaan, Dinas Sosial juga memberi bantuan berupa selimut dan PDAM Kota Semarang menyerahkan bantuan air bersih.
Ita juga berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk merencanakan langkah antisipasi agar bencana serupa tidak terulang kembali.
“Kami sudah menghubungi Dinas ESDM (Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral) Provinsi Jawa Tengah untuk menganalisa mengapa banyak kejadian seperti ini. Di Dinas ESDM mempunyai tenaga geologi ahli pertanahan yang di Pemkot Semarang kami tidak punya sehingga kami minta bantuannya untuk evaluasi. Kami juga akan mengecek kembali perizinan-perizinan developer perumahan untuk daerah atas. Karena sebenarnya wilayah atas ini kan wilayah hijau. Kami juga meminta Pak Satpol PP apakah ada (bangunan) yang illegal. Prioritas perhatian kita saat ini adalah banyaknya bangunan yang berada di atas saluran air. Ini menyebabkan penyempitan sehingga air akhirnya limpas,” pungkas Ita. (Ak/El)