SEMARANG, beritajateng.tv – Roti ganjel rel merupakan salah satu makanan khas Semarang yang sangat ikonik dengan bulan Ramadhan dan Karnaval Dugderan.
Namun siapa sangka, roti berbentuk segi panjang berwarna cokelat itu nyaris punah puluhan tahun lalu.
Salah satu pembuat roti ganjel rel legendaris di Semarang, Aunil Fadlilah mengisahkan, roti ganjel rel sempat langka di era 1990-an. Bahkan, memasuki tahun 2000-an, hanya tersisa satu-dua penjual roti ganjel rel.
“Tahun 1990-an sudah langka, tahun 2000 hanya 1-2 orang yg jualan. Padahal tahun 1980-an, setiap ospek mahasiswa mesti disuruh bawa ganjel rel,” kisahnya kepada beritajateng.tv, Senin, 24 Februari 2025.
BACA JUGA: Semarak Dugderan 2023, Warga Semarang Berebut 10 Ribu Roti Ganjel Rel
Aunil Fadlilah yang juga akrab dengan panggilan Aunil Masjuki itu merupakan generasi ketiga dari keluarga pembuat roti ganjel rel.
Pada tahun 2009, ia mendapat permintaan dari Wali Kota Semarang saat itu, Sukawi Sutarip, untuk melestarikan kue roti ganjel rel. Salah satunya dengan menjadikan roti ganjel rel menjadi kudapan khas dalam Dugderan.
“Jadi ketika dulu pertama kali saya ditunjuk membuat roti ganjel rel, saya bikin beberapa sample untuk dikurasi oleh takmir Masjid Kauman,” ucapnya.
Dugderan: Roti ganjel rel mirip kudapan Belanda, Onbitjkoek
Lebih jauh, Aunil mengatakan, roti ganjel rel sebenarnya telah ada sejak zaman Belanda. Tepatnya, roti ganjel rel terinspirasi dengan kudapan mewah zaman kolonial yakni Onbitjkoek.