Di sisi lain, pelatih kepala Jakarta Bhayangkara Presisi, Reidel Toiran, mengakui performa timnya belum maksimal. Kesalahan sejak awal pertandingan membuat Bhayangkara kesulitan keluar dari tekanan.
“Masalah mental masih menjadi tantangan besar. Kami perlu memperkuat mental bertanding agar lebih stabil dan percaya diri di fase berikutnya,” tutur pelatih asal Kuba usai pertandingan.
Meski menelan kekalahan, Bhayangkara Presisi belum kehilangan harapan. Kyle Russel, amunisi baru dari Amerika Serikat, menilai LavAni bermain sangat baik, tetapi ia masih optimistis timnya bisa bangkit.
“Ini baru awal saya bermain di Proliga. Atmosfernya luar biasa, dan saya senang bisa bertanding di depan penggemar voli Indonesia. Kami yakin bisa bersaing menuju partai puncak,” kata Russel.
Kemenangan ini menegaskan posisi Jakarta LavAni sebagai kandidat kuat juara PLN Mobile Proliga 2025. Performa solid di setiap lini dan kemampuan meredam tekanan dari lawan-lawan tangguh membuat tim ini semakin dekat dengan tiket menuju grand final.
Putaran kedua final four akan menjadi penentu akhir. Apakah LavAni bisa mempertahankan dominasi dan melangkah ke final? Ataukah Bhayangkara dan tim lainnya mampu membalikkan keadaan? Semua akan terjawab dalam lanjutan seru Proliga 2025 mendatang. (*)
Editor: Elly Amaliyah