Namun, Sukarno dan Hatta kemudian dibawa ke Rengasdengklok oleh para pemuda pemimpin Sukarni, Chaerul Saleh, dan Wikana, dengan tujuan agar Proklamasi Kemerdekaan segera tersebar tanpa penundaan.
Peristiwa keberangkatan ke Rengasdengklok berlangsung pada 15 Agustus 1945. Setelah itu,
Sukarno dan Hatta kembali bersama Ahmad Soebardjo yang memberikan jaminan bahwa proklamasi akan berlangsung keesokan harinya.
BACA JUGA: Rayakan HUT ke-80 Kemerdekaan RI, Polres Blora Kibarkan Bendera Merah Putih di Goa Terawang
Malam harinya, mereka berkumpul di kediaman Laksamana Tadashi Maeda untuk merumuskan teks Proklamasi.
Tepat pada 17 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB, dua alinea teks proklamasi berhasil rampung dalam waktu sekitar dua jam.
Naskah tersebut kemudian diketik oleh Sayuti Melik dengan didampingi BM Diah. Setelah proses pengetikan selesai, Sukarno menandatangani naskah Proklamasi itu.
Pada pukul 10.00 WIB di hari yang sama, Sukarno bersama Mohammad Hatta serta para tokoh pejuang lainnya membacakan naskah Proklamasi di hadapan rakyat yang hadir untuk menyaksikan lahirnya kemerdekaan.
Suara pembacaan Proklamasi oleh Presiden pertama Republik Indonesia itu bahkan dipancarkan melalui radio Hoso Kyoku milik Jepang, yang kemudian berubah menjadi Radio Republik Indonesia (RRI). (*)