Meskipun merupakan biro perjalanan berbadan hukum, Bersukaria memiliki produk wisata yang sangat unik dan berhasil menggaet banyak peminat. Semarang Walking Tour yang menjadi salah satu produk paling laris ini menawarkan pengalaman untuk mengenal Semarang lebih dekat dengan berjalan kaki.
Menariknya, peserta dapat membayar secara sukarela atau pay as you wish untuk mengikuti program ini.
“Waktu itu kami mencetuskan walking tour hanya sebagai brand awareness saja, ingin menunjukkan kepada masyarakat kalau ada biro wisata Bersukaria ini lewat walking tour. Dari walking tour ini akhirnya Bersukaria lebih terkenal dan jadi senjata utama,” papar Fauzan.
BACA JUGA: Pemkot Semarang Kembangkan Potensi Wisata Kampung Melayu
Menurutnya, yang membuat unik adalah secara riset orang Indonesia termasuk paling malas berjalan kaki.
“Nah, kita buat tur dengan berjalan kaki,” tambahnya.
Terdapat berbagai kelebihan dari walking tour ini daripada berwisata menggunakan kendaraan. Salah satunya adalah banyak kawasan yang lebih mudah dan hanya bisa tercapai dengan berjalan kaki, misalnya saja kawasan kampung terpelosok.
“Berjalan kaki itu bisa membuat kita eksplor sesuatu yang tidak mungkin jadi mungkin. Kalau sekarang nyebutnya kita bisa menemukan hidden gem gitu deh,” ujarnya.
Pendaftaran peserta Semarang Walking Tour dapat melalui website dengan kuota 15 peserta untuk satu rute, Profesional guide tour akan memandu peserta dengan durasi waktu 2 jam. Peserta walking tour berjalan kaki 2 kilometer hingga 3 kilometer saat mengeksplorasi satu kawasan wisata.
BACA JUGA: Aset BUMN di Kota Lama Semarang Akan Dikembangkan untuk Dongkrak Pariwisata
“Siapapun bisa ikut walking tour ini, tidak ada syarat khususnya, yang terpenting mendaftar lewat website,” terang Fauzan.
Selain mengenalkan wisata dan sejarah Kota Semarang, Fauzan berharap peserta yang telah mengikuti Semarang Walking Tour ini nantinya bisa lebih menghargai pejalan kaki saat berkendara. Kendati demikian, ia tidak terlalu berharap peserta langsung beralih untuk memilih berjalan kaki ketimbang menggunakan kendaraan bermotor.
“Memang setelah walking tour ini peserta nggak langsung mau jalan kaki, tapi setidaknya saat mereka berkendara nanti bisa respect dengan pejalan kaki, karena lewat walking tour ini mereka jadi tahu kalau fasilitas untuk pejalan kaki belum lengkap,” tutupnya. (*)
Editor: Ricky Fitriyanto