Scroll Untuk Baca Artikel
Ekbis

Jelang Imlek, Perajin Barongsai di Semarang Kebanjiran Order, Naik Hingga 100 Persen

×

Jelang Imlek, Perajin Barongsai di Semarang Kebanjiran Order, Naik Hingga 100 Persen

Sebarkan artikel ini
perajin barongsai semarang
Chandra Wiro Utomo atau Koh Hong, perajin barongsai di Kota Semarang saat asik melukis motif. (Fadia Haris Nur Salsabila/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Perayaan tahun baru Imlek tidak bisa lepas dari keberadaan pertunjukan barongsai. Tak terkecuali di Kota Semarang.

Bahkan, pesanan barongsai untuk perayaan tahun baru Imlek telah masuk sejak jauh-jauh hari. Kenaikan pesanan pun disebut mencapai 100 persen.

“Rata-rata sudah pada booking 4 bulan lalu. Jadi saya dari Oktober mulai konsen ke Imlek. Setiap tahunnya begitu,” ucap salah satu perajin barongsai di Kota Semarang, Chandra Wiro Utomo, Jumat, 2 Februari 2024.

Koh Hong, sapaan akrabnya, memang telah lama menekuni profesi sebagai perajin barongsai. Sebenarnya, tak hanya barongsai, ia juga menerima pesanan liong atau naga.

BACA JUGA: Perayaan Imlek di Klenteng Tay Kak Sie Semarang Digelar Tanpa Hiburan Barongsai, Ini Jadwal Lengkapnya

Aktivitas seperti merangkai, mengecat dan memodifikasi berbagai jenis barongsai dan liong telah menjadi rutinitasnya sehari-hari dalam puluhan tahun terakhir. Seiring akhir tahun mendekati Imlek, beban kerjanya semakin bertambah

Namun demikian, pesanan barongsai dan liong ia pastikan rampung satu minggu sebelum Imlek. Total, tahun ini ia memproduksi 40 buah barongsai dan 20 buah liong.

“Ini produksi pesanan kloter terakhir. Pesanan bisa dibilang dari seluruh Indonesia. Mulai dari Manado, Pangkalan Bun, Bengkalis, Ketapang, Bangka. Kalau Pulau Jawa ya Ciampea, Tegal, Bogor, Jakarta, Kerawang, Mojokerto, Malang,” ucapnya.

Jenis barongsai

Lebih lanjut, Koh Hong menjelaskan jika barongsai terdiri dari dua jenis, yakni Fatsan dan Hoksan. Secara sekilas, memang keduanya tampak sama lantaran masih satu famili barongsai.

Namun, jika diperhatikan lebih jelas, Fatsan dan Hoksan memiliki perbedaan pada mulut dan tanduknya. Jika secara historis, Fatdan berasal dari aliran selatan dan Hoksan dari aliran utara.

Tinggalkan Balasan