“Fatsan bentuknya lebih garang, kalau Hoksan cantik atau lembut. Tanduknya juga beda. Orang awam taunya Hoksan cewek, ini Fatsan cowok. Padahal enggak, cuma bedanya singa selatan dan singa utara,” ungkap Koh Hong.
Untuk harganya juga bervariasi tergantung ukuran dan bahan. Mulai Rp 6,5 juta untuk barongsai, dan Rp 8 sampai Rp 9 juta untuk liong. Dengan harga itu, pembeli sudah mendapat barongsai dan liong sepaket dengan seragam dan sepatu khusus.
Melukis motif barongsai adalah tahap paling susah
Sementara itu, dalam membuat barongsai Koh Hong membutuhkan waktu hingga 2 minggu. Bagian paling sulit, kata Koh Hong, ialah menyatukan rotan-rotan dengan benang. Sebab, memerlukan perhitungan khusus agar rangkaian rotan itu terbentuk dengan baik.
Selain itu, proses melukis motif barongsai juga memerlukan kemampuan khusus. Apalagi, semuanya masih ia lakukan secara manual.
“Lukis barongsai ini nggak semua bisa, di Semarang mungkin banyak perajin yang bikin rangka, tapi nanti lukisnya minta bantuan ke saya juga ada,” katanya.
Proses melukis motif memang ia akui sebagai salah satu tahap yang memakan waktu. Apalagi, tiap barongsai dan liong memiliki motifnya masing-masing tergantung warna ataupun ornamen yang diminta pemesan.
Namun demikian, lama menjadi pemain barongsai membuat insting dan kreativitas Koh Hong tajam. Ia bisa tau motif seperti apa yang memiliki makna mendalam dan tentunya membakar semangat pemain.
“Motif kebanyakan saya ambil dari api yang menggambarkan semangat membara,” pungkas perajin barongsai tersebut.(*)
Editor: Farah Nazila