“Bagi wilayah-wilayah yang memang langganan kekeringan di musim kemarau ini, imbauannya seperti tahun-tahun sebelumnya. Mungkin, untuk suplai air bersih berkoordinasi dengan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah),” tuturnya.
BMKG sebut wilayah langganan kekeringan tak bisa andalkan hujan
Artinya, kata Noor, pemerintah daerah yang wilayahnya langganan mengalami kekeringan mesti meningkatkan koordinasi untuk suplai air bersih karena tak mungkin mengandalkan turunnya hujan.
Meski saat musim kemarau ini juga masih beberapa kali turun hujan, Noor menyebut hujan yang terjadi sifatnya lokal. Biasanya, hujan tersebut terjadi di daerah dengan topografi tinggi seperti pegunungan.
Sementara itu, beberapa daerah di Jawa Tengah juga telah bersiap menghadapi kemarau. Misalnya Kabupaten Pati yang telah menyiapkan anggaran kebencanaan sebesar Rp500 juta untuk mengantisipasi kekeringan.
BACA JUGA: Suhu Tembus 21 Derajat Celcius! BMKG Ungkap Alasan Semarang Terasa Dingin ‘Bediding’ Akhir-akhir Ini
Sejauh ini, sudah ada satu desa di Pati, yakni Desa Tambahagung, Kecamatan Tambakromo, yang mengajukan bantuan distribusi air bersih lantaran mengalami kekeringan.
Pengalaman tahun lalu, desa yang terdampak kekeringan mencapai 94 desa yang tersebar di 10 kecamatan. Termasuk pula Desa Donorejo, Kecamatan Tayu, yang masih memiliki vegetasi cukup banyak. (ant)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi