“Justru, kalau ada reaksi seperti panas ataupun pegal ini wajar karena vaksinasi bekerja di dalam tubuh, nah ini yang harus dibangun,” tegasnya.
Percepatan vaksinasi booster dilakukan dengan berbagai upaya. Hakam mengatakan, petugas masih terus melakukan jemput bola ke tingkat RW. Bahkan, Dinkes juga membuka layanan vaksinasi selama 24 jam di rumah dinas Wali Kota Semarang.
“Kita terus genjot capaian booster agar kasus tidak naik lagi diantaranya mengaktifkan vaksinasi tingkat RW dan vaksinasi 24 jam di rumdin,” sebutnya.
Di sisi lain, Hakam menambahkan, capaian vaksinasi dosis pertama telah menyentuh 125 persen.
Sedangkan, vaksinasi dosis kedua sudah mencapai 113 persen. Dinkes masih membuka sentra vaksinasi di sejumlah tempat. Hanya saja, target sasaran mengalami penurunan.
Sebelumnya, Dinkes bisa melakukan suntik vaksin sebanyak 10 ribu hingga 15 ribu sasaran. Namun, saat ini turun jadi 8 ribu sasaran per hari.
“Vaksinasi harus disosialisasikan lebih masif karena manfaat vaksinasi ini banyak, bisa menekan angka penularan dan angka kematian. Kalaupun terpapar hanya gejala ringan ataupun tidak bergejala,” terangnya.
Dia mencontohkan, ada 7.800 orang yang terpapar Covid-19 hingga Februari lalu. Karena mayoritas telah mendapat vaksin dosis pertama dan kedua, angka kematian pun tidak sebanyak tahun lalu. Ada 74 orang yang meninggal dunia pada 2022 ini. Mayoritas memiliki penyakit komorbid.
“Jika dibandingkan tahun lalu, angkanya besar dan yang parah banyak. Intinya vaksinasi ini bisa menekan angka penularan dan kematian,” ucapnya. (Ak/El)