Pihaknya menegaskan, harga beras antara satu pedagang dengan pedagang lainnya tak dapat dijadikan patokan.
“Kalau kita melakukan survei di pedagang satu dengan pedagang lain memang beda, jejeran juga beda. Maka dari situ kita imbau masyarakat untuk jadi pembeli atau konsumen yang cerdas. Itu beda karena ambilnya juga dari tangan yang berbeda, kapasitas pedagang besar dan kecil juga berbeda,” tegas Ratna.
BACA JUGA: Duh! Beras Mahal, Warga di Blora Kurangi Uang Saku Anaknya untuk Belanja
Penyebab lonjakan harga makanan pokok tersebut saat ini, Ratna duga, akibat sentra produksi yang terganggu. Beberapa penyebabnya ialah fenomena El-Nino beberapa bulan lalu hingga banjir yang melanda wilayah produsen beras di Jateng, seperti Demak dan Grobogan.
“Kalau kita melihat faktanya, tapi bukan kapasitas saya untuk menghitung itu ya, memang di daerah sentra produksi ada gangguang. Wilayah terdampak banjir di Demak saja sekian ribu (hektar), lalu sekarang ada banjir lagi di Brebes, itu satu hal yang harus kita antisipasi,” tandasnya. (*)
Editor: Farah Nazila