Oleh karenanya, pihaknya memberikan kesempatan untuk ritual Yu Fo digelar selama dua minggu. Sehingga, umat Buddha dapat memiliki waktu yang lebih lama dalam mengikuti ritual Yu Fo.
“Harapannya umat Buddha dapat meneladani sifat-sifat tersebut,” tuturnya.
Kenalkan ajaran Buddha kepada siswa SD
Lebih lanjut, lantaran Yu Fo merupakan ritual khusus menjelang Waisak, pihak Vihara pun mengundang sejumlah siswa SD Kuncup Melati. Tujuannya, kata Suhu Chuan Chi, adalah untuk mengenalkan Yu Fo dan perayaan Waisak secara lebih mendalam.
Para siswa belajar berbagai tahapan. Mulai dari membersihkan 120 patung Buddha Amaitaba hingga 33 patung penjelmaan Dewi Quan In di halaman Vihara.
“Supaya sejak kecil mereka direkatkan dengan keagamaan mereka sendiri,” ucapnya.
BACA JUGA: Berikut Rangkaian Acara Festival Lampion Waisak 2024 Candi Borobudur, Sudah Pesan Tiket Belum?
Panji Prasetyo, salah satu siswa SD Kuncup Melati mengaku senang bisa mempelajari lebih dalam tentang ajaran Buddha, khususnya menjelang Waisak. Melalui kegiatan ini, ia dan teman-temannya dapat memperdalam ajaran Buddha yang sesungguhnya.
“Seneng karena menjadi salah satu bentuk toleransi dan bisa belajar ajaran Buddha lebih dalam lagi,” akunya. (*)
Editor: Farah Nazila