Meskipun pertanyaan tersebut basa-basi, ternyata ibumu menjawab “sedang menyiram tanaman, lihat aku baru saja menanam tomat” atau “aku sudah kenyang sarapan nasi goreng tadi”. Padahal kata-kata yang diucapkan tidak lah semuanya benar, Ibumu mungkin sudah masak nasi goreng namun kenyataannya belum sempat memakannya. Ibumu menjawab pertanyaan basa-basi tetangga sebenarnya untuk menghargai dan mejaga perasaan tetangga.
Kalimat basa-basi hampir setiap hari didengar atau diucapkan. Namun tidak semua orang menganggap basa-basi itu perlu digunakan dalam berbahasa. Ada beberpa orang beranggapan basa-basi hanya percuma atau buang-buang waktu. Biasanya mereka akan lebih suka terus terang menyampaikan maksud dan tujuan dalam pembicaraan atau pembahasan.
Masyarakat di indonesia sebenarnya sangat lekat sekali menggunakan basa-basi dalam berbahasa sehari-hari. kebanyakan orang merasa basa-basi mampu meningkatkan nilai kesopanan dalam berbicara. Banyaknya orang serta seringnya digunakan kalimat basa-basi, hal ini menjadikan masayarakat menjadi kebiasaan menggunakannya. Kebiasaan itu yang sebenarnya membuat basa-basi menjadi budaya berbahasa di indonesia.
Pada akhirnya, setiap orang memiliki gaya berbicara berbeda-beda. Menggunakan kalimat basa-basi atau tanpa kalimat basa-basi adalah hak setiap orang.
Ditulis oleh Putri Rahayu.
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Jambi.