Scroll Untuk Baca Artikel
Opini

Tampak Mengena di Kalangan Akar Rumput, Benarkah “Suara Golkar, Suara Rakyat”?

×

Tampak Mengena di Kalangan Akar Rumput, Benarkah “Suara Golkar, Suara Rakyat”?

Sebarkan artikel ini
Suara Golkar
Didik T. Atmaja, founder Alfa Institute, mahasiswa Magister Ilmu Politik Universitas Wahid Hasyim Semarang. (Foto: Dok. Pribadi)

SEMARANGPemilu 2024 memang telah berlalu. Namun, capaian suara Partai Golkar pada Pemilu kali ini layak menjadi perhatian publik. Kenapa demikian?

Wajah Golkar kali ini cukup jauh berbeda dengan tampilan Golkar sebelumnya. Kali ini, capaian Golkar sebagai partai pemenang kedua setelah PDI Perjuangan (PDIP) terbilang cukup fantastis.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Pada Pemilu 2019 lalu, Partai Golkar sempat bersaing keras dengan Partai Gerindra. Pada Pemilu lima tahun silam, Golkar meraih dukungan 17.229.789 suara (12,31%). Dari capaian itu, Golkar mampu merebut 85 kursi DPR RI.

Tentu, perolehan Golkar di atas perolehan Partai Gerindra sebanyak 17.596.839 (12,57%), serta berhasil mengamankan 78 kursi. Meski demikian, PDIP tetap unggul dengan perolehan 27.503.961 suara (19.33%).

Sementara itu, Partai ‘Banteng Moncong Putih’ sendiri mampu mengantarkan kadernya meraih 128 kursi di Senayan (detik.com, 31/8/2019).

BACA JUGA: Doktrin Kekaryaan jadi Strategi, Golkar Jateng: Basis Kejuangan itu Spiritnya

Branding suara rakyat oleh Partai Golkar

Pada Pemilu kali ini, suara Golkar sangat berpotensi untuk mengalahkan ‘kejayaan’ PDIP. Pada Pemilu 2024 perolehan Partai Golkar nempel ketat dengan partai Megawati Soekarnoputri, yakni memperoleh 23.208.654 suara (15,28%).

Sedangkan, PDIP meraih 25.387.279 suara (16,72%). Melihat dari sebaran perolehan suara, parpol besutan Airlangga Hartarto itu mampu meraih kemenangan di 14 provinsi. Dengan kata lain, Golkar mampu mengungguli capaian PDIP yang sebaran kemenangannya hanya di 10 provinsi.

Jika membandingkan dengan Pemilu 2019 lalu, perolehan suara Golkar pada Pemilu 2024 cenderung naik. Pada Pemilu 2019, Golkar meraih dukungan 12,31% sedangkan PDIP mendapat sokongan 19.33% suara. Namun, di kala suara PDIP turun tajam, yakni menjadi 16,72%, perolehan Golkar justru naik menjadi 15,28%.

Selain karena efek ekor jas (coattail effect) dari pencalonan paslon nomor urut 2 Prabowo SubiantoGibran Rakabuming Raka, tren kenaikan suara partai berlogo beringin ini juga bisa disebabkan faktor lain.

Penulis melihat, branding parpol “Suara Golkar, Suara Rakyat” tampak mengena pada kalangan akar rumput. Endorsemen dari seorang Presiden Joko Widodo (Jokowi) akibat kedekatan dengan Ketua Umum Airlangga Hartarto sebagai Menko Perekonomian tak bisa dibilang remeh.

Tinggalkan Balasan