Kesehatan

Kasus dan Kematian DBD di Jateng Turun Drastis, Dinkes: Kota Semarang Catat Angka Tertinggi

×

Kasus dan Kematian DBD di Jateng Turun Drastis, Dinkes: Kota Semarang Catat Angka Tertinggi

Sebarkan artikel ini
DBD Jateng
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jawa Tengah, Irma Makiah, saat dijumpai langsung di kantornya, Selasa, 22 Juli 2025. (Made Dinda Yadnya Swari/beritajateng.tv)

Kota Semarang catat kasus tertinggi DBD di Jateng, berlanjut Tegal dan Kudus

Lebih lanjut, data Dinas Kesehatan Jateng menunjukkan bahwa Kota Semarang mencatat jumlah kasus DBD tertinggi, sentuh hingga 3.016 kasus. Namun, Irma menekankan bahwa tingginya angka ini mencerminkan sistem pelaporan yang berjalan baik.

“Bukan berarti penanganannya buruk. Justru bagus, karena pelaporan dari puskesmas hingga rumah sakit berjalan cepat, setiap kasus demam segera ditindaklanjuti,” ucap Irma.

Selain Kota Semarang, daerah dengan jumlah kasus tinggi lainnya di Jateng ialah Kabupaten Tegal 2.449 kasus, Kabupaten Pati 2.216 kasus, Kabupaten Jepara 1.936 kasus, dan Kabupaten Demak 1.900 kasus.

Penurunan kasus DBD di Jawa Tengah tahun ini disebut tidak lepas dari berbagai upaya promotif dan preventif yang Dinas Kesehatan Jateng lakukan secara masif. Salah satunya melalui penguatan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik dan 3M (Menguras, Menutupm, Mengubur) Plus.

BACA JUGA: Melonjak di Musim Penghujan, Kasus DBD di Jateng Capai 800 Lebih Selama Pertengahan Januari 2025

“Tahun lalu menjadi pelajaran penting. Tahun ini, pemerintah daerah bersama masyarakat lebih aktif melakukan pencegahan. Aktifkan lagi kelompok kerja DBD, jalankan lebih serius gerakan 3M Plus, dan edukasi ke masyarakat juga lebih gencar,” akunya.

Tak cuma itu, Irma menuturkan kekebalan kelompok atau herd immunity berperan penting dalam menurunnya kasus DBD, karena sebagian masyarakat yang pernah terinfeksi sebelumnya kini memiliki antibodi terhadap virus dengue.

Kendati kasus menurun, Irma mengingatkan masyarakat untuk tidak lengah. Terlebih, saat musim kemarau seperti sekarang, potensi genangan air di tempat-tempat tertentu tetap ada dan bisa menjadi sarang nyamuk aedes aegypti.

“Satu nyawa pun sangat berarti. Kami mengimbau masyarakat tetap jaga kebersihan lingkungan, kuras tempat penampungan air, tutup rapat wadah air, dan gunakan pelindung diri dari gigitan nyamuk,” pungkas Irma. (*)

Editor: Mu’ammar R. Qadafi

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan