Namun, ia menegaskan kembali bahwa imunisasi adalah benteng utama. “Kalau populasi sudah memiliki kekebalan, meskipun ada sirkulasi virus campak liar, risiko tertular akan sangat kecil,” lanjutnya.
Mutasi bukan masalah, imunisasi tetap jadi solusi
Ketua Satgas Imunisasi IDAI, Prof DR Dr Hartono Gunardi, SpA, Subs TKPS(K) menambahkan, perbedaan jenis vaksin campak juga sudah diperbaiki.
“Dulu Indonesia memakai vaksin campak monovalen (hanya campak), ada beberapa ketidakcocokan dengan virus di lapangan. Tapi sekarang sudah digunakan vaksin kombinasi campak-rubella, dan terbukti lebih sesuai serta lebih efektif,” ujarnya.
BACA JUGA: Imbas Kejadian Luar Biasa Campak di Sumenep, IDAI Ingatkan: Lebih Menular dari Covid-19
Menurutnya, meski mutasi bisa saja terjadi secara alami, sampai hari ini itu bukan ancaman kesehatan masyarakat.
“Yang perlu di tekankan justru bagaimana melengkapi imunisasi rutin lengkap, khususnya campak-rubella. Anak yang sudah imunisasi, kalaupun terkena campak, gejalanya lebih ringan dan masa sakitnya lebih singkat ketimbang anak yang sama sekali tidak vaksin,” katanya. (*)
Editor: Farah Nazila