Scroll Untuk Baca Artikel
HeadlineJatengNews UpdatePariwisata

Kaya Potensi dan Kearifan Lokal, Masyarakat Suruh Diajak Kembangkan Desa Wisata 

×

Kaya Potensi dan Kearifan Lokal, Masyarakat Suruh Diajak Kembangkan Desa Wisata 

Sebarkan artikel ini
Ketua DPRD Jateng Bambang Kusriyanto saat hadir secara virtual dalam Sosialisasi Non Perda "Pengembangan Desa Wisata di Kabupaten Semarang". (wahyu/beritajateng.tv)

SEMARANG, 5/7 (beritajateng.tv) – Masyarakat di Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang didorong untuk mengembangkan desa wisata. Suruh yang berbatasan langsung dengan wilayah Kota Salatiga tersebut dikenal memilki banyak potensi pariwisata. Diantaranya dari alamnya yang indah, melimpahnya air dari sumbernya langsung, sejarah, hingga kuliner.

Ketua DPRD Jateng Bambang Kusriyanto mengatakan, Pemkab Semarang telah menyiapkan desa wisata sebagai salah satu destinasi unggulan bagi wisatawan. Desa wisata, lanjutnya, dapat menjadi motor penggerak perekonomian masyarakat.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

“Sekarang ini banyak destinasi wisata berbasis masyarakat. Desa wisata ini menjadi salah satunya. Dengan begitu, wisatawan akan punya banyak pilihan destinasi. Tak hanya destinasi mainstream, tapi juga berkunjung ke desa-desa wisata. Sehingga pengunjung selain berwisata juga mendapatkan pengalaman dan merasakan kearifan lokal warga sekitar,” ujar Bambang yang hadir secara daring dalam Sosialisasi Non Perda “Pengembangan Desa Wisata di Kabupaten Semarang” yang digelar di Aula Kantor Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Sabtu (2/7/2022).

Terlebih, lanjut Bambang, saat ini banyak bantuan atau hibah yang diberikan bagi desa-desa wisata. Baik dari Pemkab Semarang maupun Pemprov Jateng. Bantuan dari Pemprov misalnya, besarnya bervariasi. Yaitu desa wisata yang masuk kategori rintisan mendapatkan bantuan Rp 100 juta, desa wisata berkembang memperoleh Rp 500 juta, dan desa wisata maju mendapatkan Rp 1 miliar.

Selain pemandangan alam, daya tarik desa wisata adalah budaya dan kearifan lokal masyarakat. Diharapkan wisatawan yang datang tak sekedar foto-foto lalu pulang, tapi juga merasakan pengalaman tersendiri seperti ikut menanam padi atau beternak sehingga kegiatan berwisatanya lebih berkesan.

“Sukses tidaknya desa wisata sangat bergantung pada kreatifitas pengelolanya. Pengelola desa wisata yang biasa disebut Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) perlu terus mempromosikan desanya agar dikunjungi wisatawan,” kata pria yang akrab disapa Bambang Kribo tersebut.

Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Semarang Daryanto mengatakan, Kabupaten Semarang saat ini memiliki 74 desa wisata. Namun di Kecamatan Suruh baru ada satu desa wisata. Yaitu Desa Sukorejo yang sudah memiliki Surat Keputusan (SK) sebagai desa wisata. Dia mendorong warga untuk membuat lebih banyak lagi desa wisata karena potensi Kecamatan Suruh sangat besar.

Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Semarang Daryanto memberi paparan dalam Sosialisasi Non Perda “Pengembangan Desa Wisata di Kabupaten Semarang”. (wahyu robert/beritajateng.tv)

“Sekarang ini wisata tak lagi menjadi kebutuhan sekunder, tapi sudah kebutuhan primer. Panjenengan semua bisa memanfaatkan fenomena ini dengan membangun perekonomian melalui jalur wisata,” katanya dalam acara yang dimoderatori Ricky Fitriyanto tersebut.

Dikatakannya, membuat SK desa wisata tidaklah sulit. Mengupayakan agar desa wisata memperolah bantuan hibah juga bisa dilakukan. “Tinggal panjenengan kreatif, membuat desa menjadi ramai. Monggo bareng-bareng membuat Kecamatan Suruh maju dan terkenal. Saya juga siap meng-endorse agar desa wisata dapat lebih dikenal,” tandasnya.

Dia menambahkan, potensi wisata di Kecamatan Suruh cukup besar. Diantaranya ada Makam Ki Ageng Wonokusumo di Desa Cukilan. Makam tokoh penyebar agama Islam tersebut cukup ramai dikunjungi peziarah dan berpotensi menjadi destinasi wisata religi.

Tinggalkan Balasan