Sementara itu, Andika Yogiswara, pemilik Fotogra.film Lab menjelaskan kenaikan harga roll film mulai terasa sejak tahun 2019. Menurutnya, salah satu faktornya adalah banyaknya produsen yang banyak menyetop pembuatan roll film.
“Terakhir Mei kemarin Kodak membuat pengumuman naiknya harga karena sulitnya bahan baku, selain itu cost produksi yang cukup tinggi dan nggak sesuai demand pasar,” ungkap Andika ketika beritajateng.tv temui di Fotogra.film Lab, Selasa 5 September 2023.
Lebih lanjut, Andika mengatakan bahwa peminat kamera analog memang masih tinggi. Hanya saja, jumlah tersebut masih tetap jauh di bawah peminat kamera digital.
Bahkan, beberapa perusahaan seperti Kodak dan Fuji selalu menyatakan bangkrut dalam laporannya per tahun. Tak heran jika Andika menyebut produsen umumnya masih memproduksi roll film hanya sebatas untuk memenuhi kebutuhan pecinta analog.
“Kodak itu pernah bangkrut tahun 2013, hingga di Amerika ada gerakan satu orang satu roll untuk kembali menghidupkan kamera analog ini. Tapi nanti ketika sutradara beralih ke digital semua, mungkin ada kalanya memang industri roll film ini akan berakhir,” sebutnya.
Tapi berbicara soal hobi, meroketnya harga rol film bukan menjadi masalah berarti bagi para pecinta kamera analog. Bagi Sabrina dan Andika misalnya, mereka mengaku akan tetap mencintai kamera analog.
BACA JUGA:Pernah Berjaya pada Masanya, Begini Kabar Toko Buku Bekas di Kompleks Stadion Diponegoro Semarang
“Akhirnya kita menyeleksi apa yang kita foto, nggak kaya digital yang bisa kita hapus, ibaratnya jadi ‘one shoot one kill’, sebisa mungkin memotret momen yang bagus banget,” imbuhnya.(*)
Editor: Farah Nazila