“Genrenya bebas, kami tidak ada tema atau keharusan genre buku. Kalau mereka suka romance silakan bawa, kalau suka misteri juga silakan bawa, yang penting mereka baca,” kata Ivan sambil tertawa.
BACA JUGA: Bangkitkan Spirit Demokrasi dan Cerdas Berpolitik Mahasiswa Lewat Bedah Buku ‘Aldera’
Karena genre buku yang beragam tersebut, ada sesuatu yang unik dari kegiatan Bookclub Semarang. Yang unik adalah, pada setiap kelompok kecil, nantinya akan ada diskusi mengenai buku yang mereka baca oleh masing-masing anggota. Tak jarang, perbedaan genre buku antar anggota sangat bertolak belakang.
“Dalam satu kelompok kita acak, ada yang baca novel, ada yang baca komik, tapi juga ada yang baca filsafat, politik, atau hukum. Jadi mereka bisa saling berbagi, supaya teman-teman juga tahu ada buku lain yang bagus selain kesukaannya,” lanjut Ivan yang gemar membaca komik sejak kecil.
Sementara itu, salah satu anggota Bookclub Semarang, Kiki mengaku senang dengan kegiatan tersebut. Selain bisa menyalurkan hobi membacanya, ia juga senang bisa bertemu dengan teman-teman baru.
“Tahu komunitas ini dari twitter, ikut gabung karena suka membaca. Ternyata selain bisa baca bareng, juga bisa dapat kenalan baru,” ucap Kiki. (*)
Editor: Ricky Fitriyanto
