Oleh karena itu, Erwan menekankan peran orang tua dalam mendampingi anak-anak mereka, terutama pada waktu-waktu kritis tersebut. Apalagi, kebijakan full day school sebenarnya bertujuan supaya hari Sabtu dan Minggu menjadi hari keluarga.
“Salah satu konsepsi anak itu sangat dekat dengan orang tua, artinya pengawasan orang tua sangat penting. Anak keluar malam jika ditanya, diawasi, saya yakin sudah tidak ada namanya tawuran karena terkendali. Apalagi pada waktu-waktu yang kritis ini memang yang harus mendapat perhatian,” lanjutnya.
Mencegah tawuran di Semarang membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak
Lebih lanjut, Erwan menjelaskan bahwa penanganan kasus remaja tawuran tidak lagi tanggungjawab Dinas Pendidikan saja.
Seiring dengan tren tawuran yang cenderung terjadi pada malam hari, penanganan masalah ini membutuhkan kerjasama lintas sektor, melibatkan Kepolisian, TNI, Dinas Perhubungan, Satpol PP, sekolah, dan orang tua.
BACA JUGA: Polres Blora Bubarkan Acara Dangdutan untuk Cegah Tawuran
“Ini sudah tidak bisa ditangani satu pihak saja. Jadi orang tua, aparat, sekolah, bareng semua, untuk menjadikan generasi yang lebih bagus,” tegasnya.(*)
Editor: Farah Nazila