“Sebagai penyelenggara negara, tugas kami bukan hanya membuka akses pasar tenaga kerja, tetapi juga memastikan kesiapan supply dan kebutuhan demand selaras dalam standar yang sama. Harapannya, transformasi ini bisa melahirkan satu juta talenta global terampil,” ujar Leon.
Ia menjelaskan, workshop di tiga kota ini menjadi platform untuk memetakan tantangan nyata di tingkat sekolah sekaligus merumuskan langkah prioritas dalam revitalisasi pendidikan kejuruan.
Tiga Fokus Transformasi SMK Go Global
Leon memaparkan bahwa kegiatan workshop dirancang berdasarkan tiga pilar utama transformasi, yaitu:
1. Peluang Pasar Global
Workshop membuka wawasan para kepala sekolah bahwa kebutuhan tenaga terampil Indonesia di pasar global sangat besar, khususnya untuk skema Specified Skilled Worker (SSW) di Jepang.
Lulusan SMK harapannya dapat menjadi salah satu kontributor utama dalam pemenuhan target nasional pengiriman satu juta Pekerja Migran Indonesia terampil.
2. Peningkatan Kualitas dan Standarisasi Kompetensi
Pemerintah mendorong SMK melakukan penyesuaian kurikulum berbasis industri, mulai dari pelatihan teknis, penguatan bahasa asing, sertifikasi berstandar internasional, hingga pengembangan kemampuan soft skill.
Semua langkah ini bertujuan untuk memastikan kompetensi lulusan memenuhi kebutuhan industri global.
3. Pelindungan dan Keamanan
Aspek pelindungan menjadi prioritas utama. Melalui workshop ini, pemerintah memberi penekanan bahwa penempatan tenaga kerja harus aman, legal, dan bermartabat.
Para kepala sekolah dibekali pemahaman mengenai risiko penipuan, penempatan ilegal, hingga potensi tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
Dengan dorongan dan kolaborasi lintas sektor ini, Kemenko PM berharap SMK dapat melahirkan lebih banyak siswa yang siap go internasional sekaligus melindungi mereka dari berbagai risiko di lapangan. (*)
Editor: Elly Amaliyah








