Scroll Untuk Baca Artikel
Gaya Hidup

Sulap Gulma Jadi Rupiah, Cerita Inspiratif Warga Ungaran Ciptakan Kerajinan Enceng Gondok

×

Sulap Gulma Jadi Rupiah, Cerita Inspiratif Warga Ungaran Ciptakan Kerajinan Enceng Gondok

Sebarkan artikel ini
eceng gondok
Slamet, salah satu warga Ungaran yang berhasil merintis usaha dari eceng gondok. (Foto: Bowo Pribadi/beritajateng.tv).

UNGARAN, beritajateng.tv – Ide dan kreativitas acapkali muncul dari balik persoalan yang sudah menjadi bagian dari keseharian. Setidaknya, inilah yang Slamet (51) lakukan, warga Dusun Demakan, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Berbekal keterampilannya secara otodidak, ia mampu meraup rupiah dari mengolah gulma enceng gondok di danau Rawapening.

Batang gulma ini yang telah kering disulapnya menjadi beragam kerajinan bernilai ekonomi hingga jutaan rupiah dengan brand ‘Renita Enceng Gondok’.

Seperti yang kita ketahui, enceng gondok hingga saat ini masih menjadi problem lingkungan di kawasan danau Rawapening, Kabupaten Semarang.

Pesatnya pertumbuhan gulma air ini tidak saja menjadi salah satu pemicu sedimentasi, tapi juga tertutupnya sebagian permukaan danau alam ini. Hal tersebut mengganggu keindahan danau alam yang membentang di wilayah Kecamatan Ambarawa, Banyubiru, Tuntang dan Kecamatan Bawen.

BACA JUGA: Polisi Bakal Selidiki Kecelakaan Rombongan Ponpes asal Bantul di Tol Ungaran, Sopir Masih Berumur 19 Tahun

Awal Mula Merintis Usaha Kerajinan Enceng Gondok

Saat wartawan beritajateng.tv menemuinya di rumah sekaligus tempat kerjanya, Slamet menuturkan, ia merintis usaha kerajinan gulma air ini sejak 2000 silam. Awalnya ia pernah bekerja di sebuah home industry yang memproduksi sepatu dan sandal berbahan kulit juga di lingkungan Banyubiru.

“Saat itu krisis moneter 1997-1998 dan usaha tersebut terdampak, akhirnya saya tidak dipekerjakan lagi,” ungkapnya, Minggu, 19 Januari 2025.

Selepas itu, ia mencoba merintas usaha yang sama secara mandiri, tetapi banyak menemui kendala. Terutama kesulitan mendapatkan pasar dan modal. Ia mulai berpikir untuk mencoba menggunakan bahan dari gulma yang satu ini yang cukup melimpah di danau Rawapening.

Terlebih, pada saat itu, gulma dari Rawapening hanya dijual sebagai bahan baku kerajinan ke Yogyakarta dan Pekalongan. Pada tahun 1999, ia mencoba membuat sandal dan pot kecil dari enceng gondok untuk lomba kreativitas Dinas Pariwisata dan juara umum.

BACA JUGA: Deretan Tempat Outbond Seru di Ungaran Semarang, Ada yang Kids Friendly!

“Itulah awal mulanya dan masih bertahan dan berkembang sampai sekarang,” tambah pria yang hanya menamatkan sekolah jenjang SMP ini.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan