Slamet menambahkan, saat ini produk kerajinan Renita Enceng Gondok fukus pada produk-produk barang fungsional yang umum daripada hiasan. Mulai dari gantungan kunci seharga Rp 10.000 hingga furniture (khususnya kursi stool) dengan harga mencapai jutaan rupiah.
“Kalau jenisnya berbagai macam, ada alas lesehan, keranjang laundry, kotak tisu berbagai model, sandal, cover pot tanaman hias dan masih banyak lagi,” tambahnya.
Pangsa Pasar yang Luas
Untuk pasar produk kerajinan enceng gondok ini tidak hanya terbatas di wilayah Kabupaten Semarang saja, tetapi juga di kota-kota besar di Indonesia.
BACA JUGA: Weekend Paling Asyik Cobain Kuliner Legendaris Ungaran, Ada Bebek Martien yang Juicy!
Bahkan, produknya juga sudah ada yang dikirim ke luar negeri, seperti Belanda dan Singapura melalui eksportir dari Jepara.
Bahkan, untuk produk custom tertentu seperti sandal, banyak hotel berbintang di Bali dan Jakarta mengandalkan hasil kerajinan Slamet.
Produk-produk Renita Enceng Gondok juga sering dipamerkan pada berbagai event expo, baik di tingkat lokal maupun tingkat nasional.
“Bulan depan kita juga akan mengikuti pameran seni dan kerajinan terbesar di Indonesia, The Jakarta International Handicraft Trade Fair (Inacraft) 2025,” katanya.
Atas kiprahnya dalam menggeluti kerajinan enceng gondok, Slamet mendapat mandat menjadi ketua klaster perajin enceng di sekitar danau Rawapening, Klaster Enceng Gondok Klinting.
“Klaster ini, merupakan kelompok 15 perajin enceng gondok yang ada di Kecamatan Banyubiru, Tuntang, Bawen dan Kecamatan Ambarawa,” tambahnya. (*).
Editor: Andi Naga Wulan.